blog  

OPINI: Antara Uang, Perempuan dan Ulama di Akhir Zaman

Dok.Shuterstock

Oleh Sari Kumala

Sekarang kita berada dalam kehidupan akhir zaman. Rasulullah Muhammad SAW. adalah nabi terakhir, nabi yang diutus pada akhir zaman. Rentang waktu antara masa Rasulullah Muhammad SAW dan Para Sahabat; dan masa kehidupan kita sekarang merupakan akhir zaman. Dan kita berada di ujung kehidupan akhir zaman, yang artinya kiamat qubro akan digelar pada tahun-tahun mendatang. Apakah sepuluh tahun lagi ataukah dua puluh tahun mendatang, kurang atau lebih sedikit; yang pasti bukan ratusan tahun lagi.

“Hari kiamat tidak berlaku sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai.” (HR Muslim)

Tanda-tanda berupa padang rumput dan sungai-sungai sudah terjadi di tanah Arab. Begitu pula dengan tanda-tanda datangnya hari kiamat yang lainnya semakin banyak yang terjadi sehingga seyogyanya kita bermuhasabah diri. Mengontrol diri dari larut dalam euforia hidup yang fana ini, angan-angan panjang yang terus merajut sehingga melalaikan dari kehidupan abadi di akhirat.

Rasulullah Muhammad SAW. bersabda: “”Akan datang suatu zaman atas manusia: perut-perut mereka menjadi tuhan-tuhan mereka; perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka; dinar-dinar (uang) mereka menjadi agama mereka; kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka; waktu itu, tidak tersisa dari iman kecuali namanya saja; tidak tersisa dari Islam kecuali ritual-ritualnya saja; ti1dak tersisa Al-Quran kecuali sebatas kajiannya saja; masjid-masjid mereka makmur, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk (hidayah); ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi. Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka empat perkara (azab) : kekejaman para penguasa, kekeringan pada masa, kezaliman para pejabat, ketidak-adilan para hakim.” Maka heranlah Para Sahabat mendengar penjelasan Rasulullah. Mereka bertanya, “Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala..?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab, “Ya, bagi mereka, setiap dirham (uang) menjadi berhala (dipertuhan/ disembah).”” (Hadist Mutafaq’alaih).

Mari kita perhatikan peristiwa demi peristiwa dalam hadits tersebut. Pertama, apakah perut-perut manusia di zaman sekarang menjadi tuhan-tuhan mereka? Demi kebutuhan perut apakah manusia rela menghambakan diri memenuhi kebutuhan perutnya? Apakah yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW. tersebut telah dan sedang berlangsung?

Kedua, perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Sebagian besar perhatian industri untuk menyediakan dan mengikuti kesenangan perempuan dan sekaligus menjadikan perempuan sebagai kekuatan modal penggerak dalam berbagai aspek kehidupan.

Ketiga, dinar-dinar (uang) mereka menjadi agama mereka. Menjalani kehidupan memang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun, penggunaan uang yang membuat manusia menjadi tenang; merasa mulia, terhormat dan berada dalam kebenaran sehingga melakukan berbagai perbuatan dengan modal kepemilikan sejumlah uang, itulah yang berbahaya.

Keempat, kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka. Kehormatan manusia zaman sekarang terletak pada kekayaannya. Menjadi terhormat di masyarakat ketika memiliki sejumlah kekayaan yang mengantarkannya mudah mendapatkan akses untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang tak terbatas. Maka, berlomba-lombalah manusia untuk mendapatkan kekayaan, tidak peduli dengan metode memperolehnya dalam timbangan syari’ah. Uangnya menjadi agamanya, yang menuntun mereka berbuat apa saja.

Kelima, waktu itu, tidak tersisa dari iman kecuali namanya saja. Apa yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW. ini sungguh seperti tikaman belati di ulu hati. Banyak yang mengaku beriman kepada Allah SWT. dan Rasulullah Muhammad SAW. tapi dimentahkan oleh Rasulullah SAW. hanya sekadar pengakuan saja. Begitu banyak penolakan terhadap syari’at Islam yang ditolak penerapannya baik pada ranah individu, domestik maupun publik. Iman hanya tinggal nama saja.

Keenam, tidak tersisa dari Islam kecuali ritual-ritualnya saja. Apakah kita sedang berada pada kehidupan yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW. tersebut, dimana Islam hanya tersisa ritual-ritual ibadah mahdahnya saja. Islam sebagai kekuatan yang teraplikasi pada seluruh aspek kehidupan tidak lagi eksis. Benar-benar yang tersisa hanya sekadar ritual-ritual, dan itu pun masih dibarengi dengan perpecahan karena perbedaan mazhab, manhaj dan kelompok-kelompok yang merasa paling benar sehingga bersikap arogansi.

Ketujuh, tidak tersisa Al-Quran kecuali sebatas kajiannya saja. Al-Qur’an hanya dibaca dan dihafal dan dikaji, tapi hanya sebatas kajian. Hasil kajian Al-Qur’an yang aplikatif pada seluruh aspek kehidupan berhenti hanya sebatas kajian. Tidak ada kekuasaan yang dimiliki oleh para pemangku kekuasaan di seluruh negeri untuk menjadikan Al-Qur’an tidak hanya sebatas kajian.

Kedelapan, masjid-masjid mereka makmur, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk (hidayah). Perkara ini benar-benar sebuah pukulan untuk umat Islam. Hati mereka kosong dari petunjuk (hidayah). Setiap sholat, apakah kita khusyuk? Apakah Allah memberikan hidayah kepada hati yang tidak khusyuk? Apakah hal tersebut sedang berlangsung?

Kesembilan, ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi. Ini poin yang rasanya sangat berat untuk diterima, tapi ini benar-benar disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Kehidupan akhir zaman, keadaan ulama berupa makhluk yang paling buruk di permukaan bumi. Sosok yang menjadi panutan di masyarakat, yang menuntun umat kepada agama Allah, yang dianggap sangat mulia oleh kalangan yang agamis ternyata merupakan sosok makhluk yang paling buruk. Ada apa dengan ulama sehingga oleh Rasulullah Muhammad SAW. dikatakan makhluk paling buruk di muka bumi sementara kita memandang ulama itu makhluk yang mulia. Apa yang diabaikan ulama kita sekarang yang seharusnya mereka lakukan tapi mereka bersikap masa bodoh?

Apakah poin pertama hingga kesembilan dari hadits tersebut di atas telah terjadi dan sedang berlangsung? Jika itu telah terjadi dan sedang berlangsung maka pada masa kehidupan kita sekarang akan mendapatkan azab berupa kekejaman para penguasa, kekeringan pada masa, kezaliman para pejabat, ketidak-adilan para hakim. Apakah kita telah mendapatkan azab itu semua?

Setelah semua bentuk kezaliman terjadi di seluruh negeri, maka akan datang masa keadilan di seluruh dunia. Sistem kehidupan, Allah pergilirkan untuk menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia. Sistem manakah yang memberikan rasa keadilan dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia?

“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).” Surah Ali-Imran [3] : 140.

Mari kita senantiasa memohon ampunan Allah SWT. dan memohon kepada-Nya agar kita dimasukkan kedalam golongan orang-orang yang diberi petunjuk dan Rahmat Khusus dari Allah SWT. untuk menjalani kehidupan di ujung akhir zaman yang menjelang berakhir ini. Wallahu ‘alam bi ash-shawab.[*]