Pertarungan politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kian memanas. Saling uji kekuatan partai dan kemampuan orang yang di usungnya kian di pertontonkan di masyarakat. Tak telak, hal inipun mengundang perhatian masyarakat.
Warga Indonesia yang akan menggunakan hak pilihnya di suguhkan figur dari masing-masing partai besar yang di harapkannya mampu membawa Indonesia lebih baik dengan berbagai peningkatan di segala sektor.
Berdasarkan hasil survey dari lembaga analisis dan konsultan sosial politik Indonesia yang di namakan CISA (Centre for Indonesia Strategic Actions) menyebutkan beberapa figur dengan elektibilitas dan kemampuan yang mumpuni untuk mempimpin Indonesia.
Tokoh yang santer di sebut itu ialah Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dengan mendapatkan poin sekira 16%, lalu di susul Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Ketua Umum Partai Demokrat dengan capaian 14%, dan posisi ketiga dengan perolehan 13,33% untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Selain tiga tokoh besar tersebut, masih ada dua nama yang menyusul yakni Sandiaga Uno 6,93% kemudian perolehan 6,25% di raih Airlangga Hartato. Inilah kelima tokoh yang berhasil masuk menjadi perbincangan bangsa setelah Prabowo Sugianto keluar karena hanya mencapai perolehan 6%.
Data yang berhasil di himpun ini berdasarkan hasil survey CISA sejak 1-7 Desember 2021 dengan sasaran 1.200 responden di 34 Provinsi yang fi lakukan secara simulasi pada 15 kandidat capres.
Menggunakan sistem simple random sampling dengan margin error 2,85% dengan tingkat kepercayaan 95%, penilaian ini mengacu pada berbagai aspek seperti integritas kepemimpinan, kinerja, inovasi, transparansi, akuntabilitas, popularitas dan kepercayaan publik.
“Kelima figur yang di gadang-gadang akan unggul memenangkan pesta politik tersebut juga di susul oleh beberapa nama yang tidak asing di masyarakat seperti Ridwan Kamil 4,67%, Puan Maharani 4,58%, Andika Perkasa 3,92%, La Nyala Matalitti 3,83%, Muhaimin Iskandar 3,25%, Khofifah Indar Parawansa 2,83%, Salim Segaf Al Jufri 2,25%, Zulkifli Hasan 1,67% dan yang menjawab tidak tahu ataupun tidak menjawab sebesar 7,67%”,ungkap Herry.(*)
