Mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, sejumlah partai tengah menyiapkan berbagai trik serta upaya untuk memenangkan usungannya dalam pesta politik itu.
Berbagai rumor beredar di masyarakat siapa yang unggul dalam Pilpres nantinya. Namun berdasarkan hasil survey dari CISA (Center for Indonesia Strategic Actions) sebuah lembaga analisis dan konsultan sosial politik Indonesia menyebutkan ada tiga partai besar yang bersaing kuat pada 2024 mendatang.
Ketiga partai tersebut di sebutkan yakni PDIP, Demokrat dan Golkar. Ketiga partai ini di ketahui memiliki elektabilitas yang cukup kuat dan berpengaruh di masyarakat.
Informasi ini di sampaikan langsung Direktur Eksekutif CISA Herry Mendrofa saat melansir tingkat kepuasan masyarakat pada pemerintah jelang akhir tahun 2021 yang hanya mencapai 44,33%.
Menurutnya survey CISA yang di mulai sejak 1-7 Desember 2021 dengan menyasar 1.200 responden di 34 provinsi secara proporsional melalui penarikan sampel dengan metode simple random sampling menunjukkan tingkat kepuasan publik.
“Survey memperlihatkan grafik dimana ketidakpuasan akan kinerja pemerintah 41% dan sangat tidak puas 5,59%, yang sangat puas 3,83% dan sisanya 5,25% yang tidak menjawab atau tidak tahu”,ungkap Herry melalui siaran persnya pada Jumat 10/12/2021.
Berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintah di sebutkan karena beberapa sektor atau isu yang optimal seperti infrastruktur dan kewilayahan 37,5%, birokrasi 35,42%, pertanian 13,25%, pariwisata dan ekonomi kreatif 7,25% dan kesejahteraan sosial 6,08%.
Data ini juga di dapatkan pada penilaian publik berdasarkan aspek efektifitas, efisiensi, implementasi, implikasi dan produktivitas.
“Ada sektor yang di anggap belum optimal yang di kerjakan pemerintah yaitu anti korupsi yang capaiannya 43,42%, tenaga kerja 20,58%, BUMN 15,92%, kelautan dan perikanan 12,25% serta perekonomian dan investasi 7,83%”,jelas Harry.
Tak hanya itu, publik juga memberikan penilaiannya pada menteri atau pejabat negara dengan kinerja yang optimal berdasarkan integritas, kapabilitas, kepemimpinan, produktivitas dan popularitas.
Menteri atau pejabat yang di maksud adalah Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR) 28,75%, Yasonna H.Laoly (Menkumham) 17,25%, Syahrul Yasin Limpo (Mentan) 10,25%, Sandiaga Uno (Menparekraf) 10,16% dan Retno Marsudi (Menlu) 9,91%.
Selain itu hadir pula Tjahyo Kumolo (Menpan RB) 9,33%, Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) 7,75%, Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi/Kepala BKPM) 3,85%, Tito Karnavian (Mendagri) 1,7%, Nadiem Makariem (Mendikbudristek) 0.91% dan linnya 0,41%.
Sebaliknya adapula penilaian publik yang menunjukkan kinerja pejabat negara atau menteri yang di anggap belum bekerja optimal seperti Ida Fauziyah (Menaker) 27,08%, Moeldoko (KSP) 20,58%, Benny Rhamdani (Kepala BP2MI) 11,33%, Sakti Wahyu Trenggono (MenKKP) 10,25%, Arifin Tasrif (MenESDM) 9,25%.
Tak hanya itu, menyusul sederet nama seperti Abdul Halim Iskandar (MenPDTT) 7,92%, Siti Nurbaya (MenLHK) 4,75%, Sofyan A.Djalil (MenATR/BPR) 3,75%, Luhut Binsar Panjaitan (Menko Marves) 1,92%, Erick Thohir (MenBUMN) 1,25% dan lainnya 1,92%.
“Data ini di ambil karena penilaian publik yang melihat sejumlah menteri atau pejabat negara yang tidak bekerja optimal juga kinerjanya yang kerap kontraproduktif baik dari sisi inovasi, sering kontraversial dan di anggap tidak memberikan dampak positif bagi keadaan saat pandemi”,tutur Herry.
Sementara itu berdasarkan survey CISA yang margin errornya mencapai 2,85% dengan tingkat kepercayaan 95% juga berhasil memotret trend elektoral terkini partai politik maupun capres jelang Pilpres 2024.
Jika saja Pemilihan Legislatif (Pileg) di gelar saat ini, publik akan memilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sukses unggul dari partai lainnya dengan capaian 24,92% yang kemudian di susul oleh Partai Demokrat dengan perolehan 18,83% dan selanjutnya di posisi ketiga di isi Partai Golkar yang mendapatkan 13,09%.
Menyusul kemudian Partai Gerindra menguat pada posisi ke empat dengan 10,05% dan di posisi kelima di isi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 10,25%, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 6,5% dan Partai Nasional Demokrat (NASDEM) 5,75%.
“Beberapa parpol lainnya yang juga turut meramaikan Pilpres nantinya juga di isi oleh Partai Amanat Nasional (PAN) 3,66%, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,92% dan yang memilih parpol lainnya mencapai 3,58%”,jelas Herry.
Di samping itu pada simulasi 15 nama kandidat Capres, jika pemilihan presiden di gelar saat ini, maka nama Ganjar Pranomo Gubernur Jawa Tengah akan keluar sebagai pemenang dengan capaian 16% dan di susul oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 14% dan di posis ketiga nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mendapatkan 13,33%.
Nama selanjutnya yang bertenger yakni Sandiaga Uno 6,93%, Airlanhga Hartarto 6,25% dan Prabowo Sugianto yang harus keluar dari posisi lima besar karena hanya mencapai 6%.
Menyusul deretan nama memeriahkan Pilpres 2024 ada Ridwan Kamil 4,67%, Puan Maharani 4,58%, Andika Perkasa 3,92%, La Nyala Matalitti 3,83%, Muhaimin Iskandar 3,25%, Khofifah Indar Parawansa 2,83%, Salim Segaf Al Jufri 2,25%, Zulkifli Hasan 1,67% dan yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab 7,67%”,jelas Herry.
Penilaian di atas mengacu pada aspek meliputi integritas, kepemimpinan, kinerja, inovasi, transparansi, akuntabilitas, popularitas dan kepercayaan publik.
Tak hanya itu pula, survey ini juga menyasar pada penilaian publik akan tingkat kepercayaan pada lembaga negara. Alhasil institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mendapatkan kepercayaan paling atas oleh masyarakat dengan perolehan 26,25% lalu di susul oleh Presiden di angka 16,75% dan losisi ketiga Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) yang meraih 9,75%.
Untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berada di posisi ke empat dan mendapatkan 8,08% dan Mahkamah Konstitusi (MK) 7,92%.
“Adapula beberapa institusi seperti Mahkamah Agung (MA) di posisi 5,25%, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 4,42%, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 3,41%, Komisi Yudisial (KY) 3,17% dan terakhir Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 1,25% dan 13,75% yang tidak tahu ataupun tidak menjawab”,terang Herry.
Sebagai informasi bahwa survey CISA dengan tema Performa Pemerintah dan Trend Elektoral Terkini telah melalui proses recheck dan reconfirm terhadap 20,05% total data responden yakni 1.200.(*)